Senin, 21 Mei 2012

Nongkrong

Nongkrong itu paling asyik buat saya. Bisa nggambleh sejontor-jontornya. Obrolan mulai dari   membicarakan kehebatan teman juga diri sendiri pastinya :) Tapi porsi terbanyak biasanya pastilah membicarakan diri sendiri. Aku begini, aku begitu. Masa sekolah dan masa kuliah, banyak saya habiskan dengan nongkrong. Nggambleh sampai dini hari. Tentu saya tak menyesal waktu itu.

Tapi kini berbeda. Saya termasuk orang yang pemilih kalau nongkrong. Biasanya saya bersedia, jika ada tugas liputan atau karena kami memiliki kesamaan visi, membuat karya. Ketika nongkrong pun, saya bisa 90 persen menjadi pendengar, bisa 90 persen mendominasi pembicaraan. Bisa pula 50-50. Begitu pulang, saya evaluasi. Pertemuan berikutnya keadaan bisa berbalik dari sebelumnya yang terjadi.

Nongkrong kalau cuma nggambleh benar-benar saya kurangi. Sekali dua kali sudah cukup. Kalau berlebihan, saya melekat dan akan terus tinggal bersamanya, segera saya sadari. Saya akan menarik diri dulu. Menetralisirnya. Bukan karena saya tak cocok dengan teman nongkrong atau tak suka karakter orang itu. Sama sekali bukan. Sesuatu yang nyaman dan enak itu membuat kita melekat dan terseret di dalamnya. Kalau sudah begitu, saya akan  sulit  mengawalinya kembali, menziarahi batin.  Bukankah batin yang membebaskan itu membuat kita lepas dari penderitaan?





1 komentar: