Sabtu, 12 Mei 2012

Menangis

Pagi tadi, setelah bermeditasi kusempatkan membaca berita portal. Terpaku cukup lama membaca berita ini. http://www.tempo.co/read/news/2012/05/13/173403519/Jibaku-Tim-Evakuasi-Sukhoi-Tidur-di-Dinding-Jurang. Tiba-tiba air mata saya meleleh. Menagis. Tes...tes....tes. Rasanya sudah bertahun-tahun saya tidak menangis.

Saya menangis bukan karena sedih. Saya menangis melihat  ada pengorbanan yang tanpa pamrih, sikap ikhlas dari para tim evakuasi. Medan berat demi  membawa jenasah, mereka para  korban yang tubuhnya tercerai berai karena pesawat Shukoi superjet 100 menabrak tebing Gunung Salak. Saya menangis karena tergetar  ada kebaikan dan kemanusiaan yang begitu tulus di sana. Medan berat, fisik yang letih, keluarga yang ditinggalkan untuk tugas.

Setiap orang hadir ke dunia ini membawa misinya masing-masing. Sekecil apapun peran dia. Menjadi tim penyelamat, tim pendoa,  tim dokter, tim forensik, dan tim penulis. Begitu pula para TNI, tim SAR, mahasiswa pecinta alam, polisi dll. Pagi ini saya tergetar bagaimana sebuah bencana sepahit apapun dia membawa sebuah harapan. Bahwa nilai kemanusiaan masih terpatri pada tiap pribadi.


Yogyakarta, 13 Mei 2012


Pukul 10.42

2 komentar:

  1. huuh klu, salut untuk para relawan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hebat mereka.membayangkan tidur di pinggir tebing bergelantungan. piye yo

      Hapus