dikutip dari http://episodediri.blogspot.com/
Doa itu bagaikan darah yang menghidupi seluruh tubuh. Doa tidak bisa
dipisahkan dari gerak kehidupan umat manusia. Sadar atau tidak, manusia
punya hasrat untuk menyentuh Realitas Terakhir. Dari sanalah ia berasal,
di sanalah akar dan pusat hidupnya, ke sana juga ia akan kembali.
Itulah mengapa manusia berdoa.
Orang punya berbagai kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Ia
membutuhkan kesehatan, keberhasilan, relasi yang baik, rasa aman dan
terlindungi, dan sterusnya. Melalui doa, orang berharap mendapatkan apa
yang dibutuhkan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
Kadang
orang berdoa memohon sesuatu dan permohonannya dikabulkan dengan
segera, ada yang harus menunggu lama baru dikabulkan. Ada juga yang
tidak dikabulkan, meskipun orang sudah berdoa tak kungjung putus.
Doa bukan hanya ditujukan supaya orang mendapatkan sesuatu yang khusus
untuk bertahan hidup. Lebih jauh lagi, doa merupakan perjumpaan dengan
Realitas Terakhir itu sendiri. Relitas ini dalam tradisi teisme disebut
Allah atau Tuhan. *1
Berdoa dengan iman berarti berpusat pada tuhan, bukan pada aku. Ini yang
disebut berserah dan ikhlas menerima apapun yang terjadi pada kita.
Dalam keadaan apapun Anda, resah, galau, takut, marah, diamlah dalam
doa, anda tidak perlu lagi bertutur kata yang berpusat pada aku, pada
yang aku mau, yang aku inginkan, dan yang menurut pikiranku. Diamlah dan
keheningan itu sendiri adalah doa.
**TItik Hening Meditasi--Johanes Sudrijanta, SJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar