Jumat, 18 Mei 2012

Buku dan Keheningan

Dulu saya punya waktu  menyediakan  membaca buku paling tidak satu minggu satu buku. Bukunya apa saja. Paling tidak,seperti yang telah ada di foto ini. Tapi sekarang kok saya makin payah. Senang beli bukunya tok, tetapi jarang dibaca. Hiks....Ngaku...

Selain terpuaskan karena membaca isi buku itu sendiri, kerap di tengah-tengah jeda saya membayangkan penulisnya. Bagaimana dia meriset, darimana dia memeroleh inspirasi, bagaimana cara dia memeroleh ide atau gagasan.

Dari semua buku yang saya baca, beberapa pengarang besar lekat di pikiran saya. Pramoedya Ananta Toer, Karl May, Sussana Tamaro, Mitch Albom, Joosten Gaarder, dan Paulo Coelho. Setelah saya mengenal dunia keheningan, tahulah saya mengapa para pengarang ini berbeda dengan penulis lainnya. Saya merasakan ada "pengendapan" di sana. Menulis dengan meditatif. Contoh lain  bacaan yang terasa sekali ada pengolahan batinnya,  adalah Madre karya Dee atau Dewi Lestari. Dee, ternyata dia seorang  yogi. Kebetulan pernah bermeditasi di tempat saya melatih meditasi, Vihara Mendut.  Ahai. Sayang tidak ketemu. :)

Menulis itu gampang. Itu benar. Tapi menulis yang menghasilkan karya besar, berkualitas, dan jleb...nancep di hati,  jelas tidak mudah. Saya juga kepingin. Makanya saya latihan menulis  blog dulu. Siapa tahu, kelak  nama saya akan dicatat seperti mereka. Ahaiii...siapa tahu ya. Semoga alam semesta turut mendukungnya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar