Rabu, 25 April 2012

Memaafkan


Pernahkah teman-teman  masuk ke dalam batin Anda yang paling dalam? Lalu berdialog dengannya dan tiba-tiba  merasakan asing dengan diri anda. Seakan-anak teman-teman  tidak tahu siapa diri Anda yang sesungguhnya. Pada saat itu terjadi, itulah  kebenaran yang sangat menyakitkan tentang diri Anda.
Semua ini terjadi pada saya kemarin. Tiba-tiba saja ada perasaan tidak nyaman dalam diri saya ketika siang menjelang. Saya lantas diam. Memejamkan mata. Tiba-tiba tubuh saya panas, keringat bercucuran. Dan layar itu datang bergerak dengan cepat. Orang-orang di masa lalu, yang pernah saya sayangi, saya cintai.

Dalam dunia sehari-hari mereka saya anggap orang yang sudah berlalu. Saya menganggap sudah tidak ada lagi ganjalan, sudah tidak ada lagi yang perlu dituntaskan. Tapi ternyata di dalam batin saya yang terdalam, ada sesuatu yang belum beres. Masih ada hal yang terluka tetapi mencoba saya tutupi bahwa saya ataupun dia baik-baik saja. Padahal kenyataannya tidak demikian.

Beberapa menit dalam situasi yang menyakitkan itu,  saya cuma perlu membuat pengakuan yang paling jujur. "Ya, saya tidak baik-baik saja." Tak lama kemudian, saya  meminta maaf dan memaafkan apa yang sudah saya  lakukan kepada orang yang hadir dalam "layar" itu. Selama proses berlangsung, tubuh ini seperti dikoyak-koyak, kepala seperti ditarik ke atas. Sakit luar biasa. Yang paling tidak nyaman adalah tubuh ini panas mendidih dan keringat bercucuran. Saya menyadari rasa tidak nyaman itu. Lamaaaaa sekali rasanya. Sampai akhirnya berhenti sendiri.


Begitu selesai, lega rasanya. Kalau di luar hiruk pikuk, maka di dalam batin pun demikian. Itulah yang terjadi. Buat saya...ini seperti melepas topeng dalam diri. Mengapa kita harus "telanjang"? Karena membawa topeng kemana-mana itu melelahkan. Semoga kalian pun demikian.


Yogyakarta hujan,

26 April 2012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar