Rabu, 29 Februari 2012

Marah

Saya baca email kawan ini. Dia menyebut "koresponden benalu yang bagusnya di buang ke laut aja". Apa pasal? Melalui persepsi dia, koresponden yang benar-benar di zona nyaman, tak berani memperjuangkan  perjuangan dengan lebih  tegas, kecuali untuk dirinya sendiri karena  ternyata merangkap kerja di sejumlah media sekaligus.

Reaksi batin saya marah. Marah dengan kengawuran pikirannya.  Kalau saat ini dia di depan muka saya dan ada asbak di depan mata saya, akan saya lempar asbak ini ke muka dia. Tapi bisa jadi hanya berhenti di pikiran saja, saya  tak akan melakukannya. Sedetik kemudian  saya sadar. Reaksi batin ini kembali bergejolak. Muntab luar biasa. Saya siap mengetikkan email dan memaki-maki dia. Tapi kembali saya sadar dengan kemarahan itu. Saya sadari kemarahan itu dan tinggal bersama rasa itu. Perlu beberapa menit. Rasa marah itupun  reda. Netral kembali.

Saya memutuskan hanya menulis di blog, wilayah paling private menulis keseharian saya. Mungkin orang  harus terus menerus menerapi dirinya dengan cara menulis terus menerus untuk menjaga "kewarasan" dan kesadaran dirinya. Agar apa yang  dia ucapkan, perlu disadari lagi dan lagi. Menjadi orang sadar itu pilihan. Terimakasih kawan sudah membuat saya marah dan kemarahan ini bisa saya sadari dengan cepat. Dan lenyap tak berbekas.

Yogyakarta, 29 Maret 2012 yang cuma 4 tahun sekali.

8.43 PM

4 komentar:

  1. lho lho??? temanya sama

    BalasHapus
  2. tjapoenk.blogspot.com29 Februari 2012 pukul 14.10

    hihihihihi...iya. ajaib ya.

    BalasHapus
  3. catatan yang menarik...


    kunjungan pertama
    salam kenal
    Revolusi Galau
    ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. tjapoenk.blogspot.com1 Maret 2012 pukul 03.35

      hai adang. salam kenal juga. Tadi sudah liat blognya juga...:) tapi ndak bisa kasih komen tuh

      Hapus