Kamis, 19 September 2013

Unik vs Aneh

Ada yang bilang saya aneh. Mungkin betul. Tapi saya menganggap kata pas untuk saya : unik. Kalau itu betul, saya menyadari jika saya unik :) Nah menghadapi orang seperti saya yang  unik memang membutuhkan energi besar. Itu jika tak mampu mengimbanginya. Tapi jika selaras dengan keunikan saya, maka tak perlu energi besar untuk menghadapi orang seunik saya hehehe.

Saya sendiri menganggap setiap pribadi unik. Karena itu tak ada orang yang aneh di mata saya. Jadi saya mencoba memahami keunikan itu. Tapi ada hal yang bisa diubah, ada hal yang tak bisa diubah.  Itu menyangkut karakter. Nah, ada jenis orang yang bisa mudah berubah karena melatih kesadaran. Itulah yang saya alami selama selama tiga tahun ini.

Tapi makin melatih kesadaran saya jadi teringat guru pembimbing meditasi, Pak Hudoyo Hupudio. Dia bilang orang yang sadar akan terasing dari lingkungan sekitarnya. Tadinya saya tak memahami keterasingan itu. Sampai saya berada di sekumpulan banyak orang. Saya penyendiri, jarang ngobrol basa basi jadilah saya seolah-olah orang yang sombong, tak pandai bersilaturahmi.

Hampir delapan bulan saya bekerja, saya nyaris makan sendirian di kantin. Jujur setiap kali mengedarkan pandangan di kantin yang maha luas itu, saya kerapi menyaksikan,  cuma saya yang makan tak berteman. Benar-benar sendirian. Mungkin mereka menganggap saya aneh dan tak punya teman. Padahal saya sadar melakukannya. Saya makan sendiri karena di tengah kesibukan bekerja itu, memerlukan waktu menziarahi batin, meski waktunya singkat. Hanya 20 menit atau maksimal satu jam.

Setelah itu saya melenggang ke kantor, kembali bekerja. Dari diam sesaat itu, biasanya energi saya bekerja lebih besar. Satu lagi, di kantor demi koordinasi lebih baik tim besar kami membuat Whatapps bersama. Tujuannya baik sih. Tapi alih-alih saya menyaksikan lho kok 90 persen obrolannya bukan koordinasi. Tadinya kening saya berkenyit. Tapi akhirnya saya memutuskan, hanya akan menimpali kalau koordinasi pekerjaan saja. Selebihnya, saya pasif saja.

Nah...dengan kesendirian dan pengalaman itu, mungkin benar saya masuk kategori aneh? Mungkin saja. Dan orang sah-sah saja menilai demikian.  Nggak ada masalah kok. Buat saya, ketika saya bekerja, maka saya penuh berada di dalamnya. Orang lain pingin bekerja sambil bercanda juga nggak monggo. Saya tak perlu menilainya. Meski pada awalnya, batin saya agak terganggu. Hehehe.


Kemanggisan, 20 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar