Kamis, 14 Februari 2013

Hot Chocolate, Donat, dan Nicholas Saputra

Sudah tujuh tahun lalu sejak saya meninggalkan ruangan kerja dan memiliki kantor yang sesungguhnya. Kalaupun dulu saya memiliki kantor, maka lebih kerap "ngider" di luar kantor. Saya banyak menghabiskan waktu mengejar  nara sumber dari satu instansi ke instansi lainnya. Mengejar topik ini, besoknya bisa berubah topik lain. Rasanya rada ganjil  ketika saya menyadari bahwa tujuh tahun kemudian saya berada di ruangan ini, memiliki ruang kerja, bertemu dengan banyak orang, televisi yang terpampang non stop di belakang punggung saya. Heeemmm. Mestinya saya terganggu ketika saya berada di suasana yang benar-benar berbeda. Perbedaan yang mencolok, misalnya, dalam keseharian, saya tak penah menonton televisi barang seiprit pun dalam beberapa tahun terakhir.
Tapi untunglah beberapa obyek yang serba asing ini tak memengaruhi
saya. Saya sudah terlatih mendengarkan semua obyek yang berseliweran. Jadi, suasana seberisik apapun tak mempengaruhi saya. Barulah saya menyadari meditasi yang membiarkan semua obyek masuk itu memang benar adanya, terutama ketika masuk dalam kehidupan yang sebenarnya.

Pagi kemarin, dua hari lalu, merupakan hari pertama saya bekerja dalam arti yang sesungguhnya. (jika bekerja itu identik punya kantor dan ruang kerja). Baru meletakkan pantat ke kursi sebuah lambaian tangan mengajak saya bergabung. "Ayoo kesini, masuk aja." Dengan muka penuh tanda tanya, saya masuk ke ruangan. Wow sudah ramai. Rupanya ada hot chocolate dan donat dari starbucks untuk para kru di kantor saya. Pagi itu ada radio yang mengunjungi kantor-kantor televisi. Oh...begitu toh.

Coba bayangkan di hari pertama kerja, mendapat hot chocolate, minuman kesukaan saya plus donat obat selingan sebelum makan siang. Olalala. Nikmat betul pagi pertama di hari saya bekerja. Saya memilih berbalik ke ruang kerja saya, tentu bersama  segelas chocolate dan donat.

Saya menghadap ke salah satu ruangan, biasanya tempat para tamu yang akan mengisi acara di televisi. Tengah asyiknya mengudap donat dan hot chocolate, sesosok bening melintas di depan meja saya. O ...o. Ahai Bening, semriwing, bikin mata bling-bling. Yup. Sosok itu Nicholas Saputra, aktor film yang cukup laris di blantika perfileman Indonesia. Saya nggak ngefans banget sih sama doi. Cuma, bolehkan kalau pagi saya di hari pertama bekerja saya katakan begitu sempurna. Hot chocolate, donat, dan Nicholas Saputra. Ting ting. Sudah cukup untuk bikin saya agak bersemangat sedikit hehehe.


Jakarta, 14 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar