Rabu, 20 Juni 2012

Cerita Meditasi

Pada dua pekan lalu 8-10 Juni, kembali saya ikut retret meditasi di Vihara Mendut dengan bimbingan Pak Hudoyo Hupudio. Retret menarik yang bisa ditulis kali ini bukan soal reaksi batin, cara bermeditasi dll. Itu sudah ada dalam tulisan sebelumnya (Para Pencari Keheningan).

Saya ingin bercerita tentang dialog dan sharing di sela-sela latihan meditasi yang kami jalani selama tiga hari.

Dialog 1.

Bapak berusia 78 tahun. Sepuh, jalannya pelan, dengan tubuh agak membungkuk. Bapak ini dari Surabaya lho. Khusus datang untuk melatih kesadaran. Dia suka membaca buku dan referensinya banyak sekali.

Pada hari kedua, dia bertanya :

Si bapak: Saya kesepian sekali. Bagaimana cara mengatasi kesepian ini?

Pak Hudoyo : Kalau Anda sepi, apa yang Anda lakukan?

Si bapak : Mendengarkan musik, nonton televisi

Pak Hudoyo : Setelah itu

Si Bapak : Ya sepi lagi

(semua peserta tertawa) Saya yakin kami semua tertawa karena pernah mengalami hal yang sama dengan si Bapak. Bedanya si Bapak mau mengakui dan tidak malu membagikan itu.

Pak Hudoyo: Bagaimana cara menghadapi sepi. Bukan dilawan, bukan ditolak. Disadari saja rasa kesepian itu. Reaksi batinnya. Itu saja. Lama-lama juga lenyap. Kalau muncul lagi, disadari lagi.

Dialog 2

Dany : Saya hanya ingin sharing saja, setelah mengikuti latihan  MMD (Meditasi Mengenal Diri). Dulu saya perokok. sehari habis 4 bungkus. Saya mencoba berbagai cara untuk berhenti. Mengganti makan persen...puasa...dll. sempet  hilang tetapi kembali lagi merokok.

Setelah saya ikut MMD, keinginan merokok itu lenyap. Sekarang saya tidak merokok lagi. Sampai saya mengikuti MMD yang kedua.

Pak Hudoyo : Mengapa begitu? Karena setiap keinginan merokok itu timbul,  disadari lalu lenyap. Jadi sudah tidak ada keinginan merokok lagi. Saya dulu sejak mahasiswa merokok sampai  50 tahun.  Suatu hari saya masuk rumah sakit. Kan nggak bisa merokok? Ya sudah keinginan itu disadari. Lenyap.


Dialog ke -3


Bapak A : Saya merasakan manfaat meditasi dalam keseharian. Soal keinginan. Pernah ditawari jabatan, tapi saya menolak.  Meurut saya apa nggak sebaiknya  koruptor-koruptor itu ikut latihan meditasi. Supaya mereka nggak serakah, nggak korupsi? Mungkin MMD bisa membagikan brosur ke anggota dewan, supaya mereka latihan meditasi. (sembari mengatakan ini, wajah sang bapak terlihat jengkel dan geram).

(Grrrrrrr.... peserta tertawa terbahak-bahak, termasuk juga Pak Hud yang biasanya jarang tertawa :)

Pak Hudoyo : Orang yang mengikuti meditasi itu menyadari bahwa batin mereka bermasalah. Jadi latihan kesadaran batin itu datangnya harus dari dalam diri, bukan dari orang lain.

Peserta lain: Tapi siapa tahu dengan membagikan brosur, mereka membaca, lalu tergerak, dan melatih kesadaran.

Pak Hudoyo: Semuanya tetap harus dari kesadaran diri. Bukan karena orang lain.


Hemm...selalu ada yang bisa dibawa pulang ketika mengikuti retret. Tertarik ikut?


Yogyakarta, 20 Juni 2012

Pukul 08.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar