Jumat, 27 April 2012

Dress Code

 Sebelum saya mengisahkan cerita ini, sungguh saya tak bermaksud merendahkan satu suku tertentu. Mau tak mau cerita ini memang akan menyambung dan menceritakan  beberapa suku di Indonesia. Tentu saja ini tak berlaku umum lho. Sekali lagi ini hanya soal pengamatan sekilas saya dan teman-teman.

Begini ceritanya. Beberapa minggu lalu, saya diundang ke salah satu acara seminar Wanita Wirausaha di Surabaya. Seperti kebanyakan  acara pada umumnya, maka para tamu undangan diberi dress code. Eh...saya kelupaan menanyakan ke panitia dress code. Jadilah saya mengenakan pakaian hijau.

Tanya sana sini, saya mendapat jawaban dari panitia,  dress code acara hari itu  baju warna biru. "Duh celaka," kata saya berbisik. "Lho  kenapa?," tanya dia. "Ini kan Surabaya, pasti besok akan banyak warna hijau bertebaran." "Ah, masa sih," kata temen saya ini. "Ya, bisa jadi saya salah. Lihat saja besok," kata saya.

Paginya, benar saja. Beberapa panitia cekikikan begitu melihat saya. "Hihihi bener yang kamu bilang." Separuh ijo-separuh biru," kata dia terkikik geli.  "Kok kamu bisa tahu sih," kata teman saya lainnya. Saya jelaskan, sudah jadi rahasia umum Surabaya yang berhimpitan dengan wilayah Madura, yang konon sulit sekali membedakan warna hijau dan biru. Tanyakan saja rambu-rambu lalu lintas kepada mereka. Jawabannya pasti merah-kuning-biru hihihihi.

Saya benar-benar nggak ngecap. Sumpah mampus tragedi biru-ijo ini saya alami dengan seorang Madura yang kebetulan sopir taksi di Jakarta. Ketika kami ngobrol, logat Maduranya sebenarnya sudah luntur lantaran dia sudah puluhan tahun tinggal di  ibukota. Cuma sesekali saja, ada lafal dia yang Madura banget. Tapi saya belum begitu yakin. Sampai, ketika melewati lampu merah, dia memberikan klu yang membuat saya tersenyum-senyum simpul. "Setelah lampu biru ini, belok kanan atau kiri, Bu," katanya.


Dasar saya iseng, tetap bertanya jualah pada si bapak. "Pak sampean dari Madura ya?" tanya saya. Si sopir taksi buru-buru menjawab. "Kok sampeyan tahu? Logat saya apa kelihatan medok," tanyanya. "Nggak...cuma sedikit kok ketara, cuma saya lama di Surabaya," kata saya. Saya menahan tawa sebenarnya.  Mau bilang, "Soalnya orang Madura kan biasanya nyebut hijau jadi biru, yang biru disebut hijau. Tuh buktinya bapak bilang tadi lampu biru." Duh tapi kok nggak tega ya. Hahahaha.


Rupanya kisah saya ini  tidak tunggal. Salah satu sahabat saya menceritakan kejadian tragedi biro -ijo di kampung halamannya, Lumajang. Suatu hari ibunya memesan kursi sofa warna biru. Kebetulan pesan pada langganannya orang Madura. Sang ibu memesan warna biru lantaran cat rumah dan korden di rumahnya warna biru. Jadi biar senada, kursi sofa haruslah biru. Tanpa babibu lagi, sang ibu hooh hooh saja ketika pesan lewat telepon. Dua minggu kemudian pesanan datang dan bisa ditebak deng deng sofa warna ijo boookkkk. Hahahahaha. Mau bagaimana lagi?


Kembali lagi ke acara seminar tadi, saya pikir-pikir mosok yang salah jurusan ijo-biru cuma teman-teman Madura sih. Saya kok nggak yakin. Pasti ini stereotip saja. Pas saya lagi mengerenyit, teman saya, kebetulan dia Batak datang tergopoh-gopoh. Mata saya dan temen terbeliak. Lho kok ijo? Padahal malam sebelumnya dia sudah diberitahu dress code warna biru. Rasa penasaran pun menghinggapi. "Mbak, kok nggak pakai warna biru, kan kemarin sudah dibilangin warna biru," tanya saya. Dia menjawab tanpa beban. "Inikan warna biru toska," katanya polos. Hahahhahaa. Saya tertawa terbahak-bahak. Tapi nggak berani jujur menjelaskan ini.

Saya kian yakin kebingungan warna hijau-biru bukan milik teman-teman Madura saja. Suami teman saya, yang  orang Jawa,  sampai saat ini tidak bisa membedakan warna hijau dan biru. Hihihihi. Omong-omong, jangan-jangan kalian juga bingung membedakan warna hijau dan biru. Hayo ngaku...



Yogyakarta, 27 April 2012.

08:20






4 komentar:

  1. Hahah ancene rancu antara ihjo dan bihru, aku juga ga begitu bisa ngebedain klu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakakkakk...tambah satu lagi yang tersesat biru dan ijo sepupu

      Hapus
  2. hahaha orang sunda juga kok. kalau saya protes, itu hijau, bukan biru, mereka bilang 'ah sama ajalah...' ngomong-ngomong, saya suka sekali blognya.

    kunjungi blog saya cerita-ubud.blogspot.com

    BalasHapus
  3. Hai cerita ubud...saya juga sudah engunjungi blognya. Oke-oke.kesukaan kita bacaan kita kok lumayan banyak yng sama. Wah bisa punya teman baru di blog deh.

    salam

    tjapoenk

    BalasHapus