Sabtu, 10 Maret 2012

Sayur asem

Mestinya Sabtu pagi tadi saya memasak tom yam. Tapi karena ke salon, dan penasaran dengan ratus (spa vagina) saya akhirnya "hooh" saja ketika teman mengajak saya.

Bukan berarti pekan ini saya belum memasak. Justri tiap jam 06.30 saya memasak menu tanpa daging. oseng-oseng kacang jamur kuping dan sayur asem pilihan saya pekan ini.

Untuk resep oseng-oseng kali lain saja ya saya tulis. Saya sedang demen dengan sayur asem. Tapi juga deg-degan  memasaknya. Beberapa kali saya memasak, hiyaaaa...rasanya seperti uyuh jaran (kencing kuda) Saya tentu belum pernah minum kencing kuda....Ihh...jorok. Tapi kiasan untuk menyatakan masakan rasanya tawar ndak enak itu ya seperti itu kayak uyuh jaran.


Berkali-kali saya coba dan berkali-kali pula rasanya ampun-ampunan. Yek...nggak enak. Nah, di Yogyakarta ini, sayur asem yang cuma pas di lidah saya  hanya ada di restoran Lombok Ijo. Duh...enaknya. Meski saya tahu ada MSG-nya. Cuma, saya punya masalah dengan pencernaan. Sejak dua tahun terakhir, perut saya menolak cabe. Bahkan satu biji pun. Kalau sudah kena, saya sampai tidak bisa berjalan lho. Sungguh mengenaskan.

Tapi dasar kapok-kapok lombok, kata orang Jawa, saya masih beberapa kali iseng makan sayur asem di Lombok Ijo. Hingga terakhir karena begitu parahnya, saya sudah benar-benar no way untuk menyantap sayur asem ini. Ya sudahlah. Melet-melet pingin tetap saya tahan.

Tapi saya juga bertekad harus bisa bikin sayur asem kalau rasa kangen sudah sampai ke ubun-ubun. Ibu dan orang yang saya temui bercerita, seseorang belum bisa dikatakan mahir memasak kalau belum bisa bikin sayur asem yang maknyus. Kalau sudah bisa, maka dia lolos jadi tukang masak. Weleh. Masak sih. Sampai saya membuktikan sendiri  frustasi dan trauma memasak sayur asem.

Jadi ketika dua hari lalu saya memutuskan memasak sayur asem, sebenarnya jantung ini dag dig dug.  Oh ya waktu saya di restoran Lombok Ijo saya mencoba merasai semua bumbu yang saya rasakan. Dan inilah perbumbuan sayur asem ala "feeling" saya.


Bahan:

Kemiri 5 buah, bawang putih  3, bawang merah 5, laos bulat tipis tiga, asem, tomat, garam,gula jawa dan gula pasir,dan terasi. Untuk terasi saya pakai merk Fina kiriman teman lawas yang sudah berlalu :) kalau yang suka cabe tinggalkan tambahkan cabe.

Isi sayur asem : kacang tanah, daun so, kacang panjang, jagung manis., jipang.  Boleh menambahkan melinjo dan sayur nangka muda. Sesuai selera.

Semua bumbu ditumbuk dan digongso. Setelah wangi, masukkan air dan semua sayur mulai dari jagung. Udah kelar. Lalu dimana sulitnya. Inilah bedanya memasak sayur asem dan lain-lain yang pernah saya praktekkan. Kombinasi  garam, gula jawa, gula pasir, terasi, dan asem ini memang harus imbang. Bagaimana kuncinya, ya cuma bisa pakai feeling. Tapi ini mungkin tidak berlaku buat teman-teman yang menggunakan penyedap rasa. Saya anti penyedap rasa. Semua masakan yang saya buat, tak satupun menggunakan penyedap rasa.

Nah, dimana sebenarnya kunci enaknya. Saya menduga terasi yang saya tambahkan itu  yang membuat sayur asem saya akhirnya lolos tidak mirip rasa "uyuh jaran" lagi hehehhe. Duh
 senangnya. Saya sampai berteriak-teriak. Lega. Keponakan, penghuni di kos, dan teman saya yang  kebetulan datang mencicipi sayur asem itu. Mereka bilang "Enak." Hihihi. Semoga  jujur benar-benar enak seperti yang saya rasakan.

Mau mencoba  sayur asem? Kalaupun Anda gagal dan mirip "uyuh jaran" paling tidak saya pernah jadi teman kalian. :)


Selamat mencoba


Yogyakarta, 10 Maret 2012

Pukul 7.03 PM






3 komentar:

  1. hehehe... tekan yah mene aku rung tau mencobanya.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. tjapoenk.blogspot.com11 Maret 2012 pukul 01.54

      hai anonim. makanya coba dong

      Hapus
  2. He.he.he. Yang bilang rasanya kayak "uyuh jaran" pasti sudah pernah ngrasain "uyuh jaran" geeto lho
    Tapi memang resep dasarnya ok mbak .
    Yang bikin pusing resep feelingnya itu lho.

    BalasHapus