Kamis, 09 Februari 2012

Salah Eja


Teknologi memang mempermudah kita berkomunikasi dengan siapa pun. Ada blackberry, WhatsApp, ipad.. Tinggal milih teknologinya dan punya  budget berapa? Mempermudah komunikasi, jelas. Tapi apakah dengan  teknologi  yang maju ini, kita lantas luput dari kesalahpahaman dengan teman, pacar, suami atau istri, atasan, bos besar eh kalau itu istilahnya Angie ding, si trending topic di twitter beberapa hari terakhir.


Saya kok yakin, pasti di antara kita ada yang selip soal ini. Kok bisa? Salah  eja dalam menulis huruf salah satunya. Ini bisa terjadi lantaran antara  tangan dan pikiran  tidak klop. Tangan terlalu  cepat, sementara pikiran sudah langsung kadung menekan tombol send.

Contoh kesalahan yang terjadi antara kakak dan saya beberapa hari lalu.

Saya: Mbak, jadi pesan tas?
Kakak: Jadi.
Saya : Warnanya nggak ada yang hitam je, gimana?
Kakak:  Warna ndak papa  beda asal model sama dengan punyamu.
Saya: Oke deh, aku pilihkan yang ping bagus. Ini fotonya ya
Foto terkirim. Kok tidak ada jawaban.
Saya memutuskan sendiri. Memilih warna yang sesuai selera saya. Tidak berapa lama kemudian.
Kakak : Gimana sih mosok warna pink. Orang tua kok disuruh pakai pink.
Saya: Itu warna fotonya coklat, mungkin  buram. (grrr saya sudah mulai nggondok). Saya masih mengira hasil kesimpulan warna pink itu dari gambar yang terkirim.

Kakak: Pokoknya kalau pink aku nggak mau, nggak mau ganti.
Saya: Lha yang milih warna pink itu siapa?
Kakak pun memngirimkan dialog saya sebelumnya. Oke deh, aku pilihkan yang ping bagus. Inikan kamu bilang warna pink.Saya:  Maksudku bukan ping. Tapi plng. Plng = paling. Hahahaha.


Contoh kedua. Masih dengan kakak saya.

Kakak :Jadi kesini nggak? Kalau jadi jam  13.30. Acara kelar jam segitu.
Saya: Jadi. Nanti aku kesana.
Kakak: Oke deh. Ekang nanti juga datang. Jadi bisa ketemu sekalian.
Saya:  Oh sudah kontak-kontakan sama Pekan to?
Kakak : Iya. Cu.

Ketika datang ke TKP.Muncullah si Elang.
Saya: Pekang mana? Katanya mau datang?
Kakak : Lho siapa yang bilang Pekang datang?. Elang yang datang. Aku heran kok kamu bilang Pekan. Siapa itu?.


Kami berdua terus cocok-cocokan dialog dalam WhatsApp. Sudah tahu kan dimana salahnya? Kakak saya menulis nama Elang jadi Ekang. Kebetulan kami berdua punya teman namanya Pekang. Nah, saya juga salah mengeja nama Pekang jadi Pekan. Kesimpulannya, kami berdua kalau dalam bahasa Jawa sama-sama pating blasur. Kalau orang Betawi bilang  Joko sembung  bawa golok deh. Nggak nyambung komunikasinya.


Kesalahpahaman yang sederhana ini sebenarnya bisa jadi masalah besar kalau kedua belah pihak sama-sama emosi. Tapi kalau disikapi dengan dingin, yang ada justru bikin kami berdua terbahak-bahak. 


Soal  salah eja mengeja ini, tentu tak hanya dalam teknologi. Teman-teman yang membaca blog ini, beberapa diantaranya, memberi masukan agar blog ini dibaca berulang-ulang. Soalnya sering salah ejaan jadi kerap mengganggu proses membaca. Duh, maaf ya. Kalau saya lagi buru-buru pingin menyelasaikan tulisan sementara harus pergi, saya memang kerap tidak cek ulang. Jadinya begitu deh. Apalagi kata-kata yang mesti di underline karena tidak baku, waduh, malesnya. Belum lagi SPOK dan DM - MD-nya.


Kadang-kadang saya agak ngeles-ngeles menjawab pertanyaan ini. "Ini artinya kalian peduli kalau tulisanku sering salah eja." Atau "Ah aku pingin bebas mengekspresikan diri. Jadi ndak perlu lagi mikir DM - MD sih." Sejujurnya memang alasannya rada-rada males sih. Tapi jangan dicontoh deh, untuk alasan satu ini.


Sebenarnya, paling gampang belajar menulis dengan benar ini ada kuncinya. Saya melakukannya ketika menjadi wartawan baru. Setiap hari tulisan asli dan hasil editan redaktur saya  print dua-duanya. Dari kata perkata saya pelajari mana yang salah, mana yang benar. Hasilnya? Setidaknya pada masa itu, ejaan jarang ada yang salah. Meski tidak pernah sempurna, bahkan saat saya menulis ini sekalipun. Hehehe. (Gunanya editor apa dong? Begitu selalu pembelaan diri saya). Lha kalau blog ini salah eja gimana? Kan ndak ada editornya? Jawaban saya: Kan kalian bisa menulis di komentar hehehe.


Yogyakarta,  9 Februari 2012.

Pukul 17.38.

4 komentar:

  1. halah lucu banget klu, emang paling paten nek ngobrol langsung :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. tjapoenk.blogspot.com9 Februari 2012 pukul 16.32

      Aku sampai saiki apalagi kalau mandi masih ketawa kepingkel2 je. hihihihi

      Hapus
  2. halahhhh sama rurit sih aku sering banget salah sambung krn masalah ini secara aku banyak gak ngerti istilah2 yg disingkat2 ketambahan rurit salah eja melulu di bbm ketambahan koneksi lemotttt, marai mumettttt wakakakakaka

    BalasHapus
    Balasan
    1. tjapoenk.blogspot.com9 Februari 2012 pukul 23.35

      hahahahhaa. kamu sing paling sering jadi korbanku yo yu. hihihi. tapi paling sebel yo bb lemot. omongan dah kemana, nyaut kemana, joko sembung kabeh. marai esmosi....yo wislah ditompo wae

      Hapus