Rabu, 22 Februari 2012

Rabu Abu

meluber sampai ke luar....wow
Siang tadi tepat matahari di atas kepala, aku ke Kotabaru, mengikuti misa Rabu Abu. Tapi aku terlambat. Hiksss. Begitu masuk ke pintu gerbang, alamakjan...itu gereja sudah jadi  lautan manusia. Meluber sampai luar gerbang.  Aku bengong. Gila. Apa mereka kayak aku? Yang hanya hadir di gereja pada saat-saat momen tertentu? Terus terang sejak kemarin sampai hari ini kakak dan teman-temanku memberitahukan. "Ini hari Rabu Abu. Jangan lupa ke gereja ya." Kalau kakak, cuma menginformasikan saja."Mau kasih tahu aja kalau besok Rabu Abu. Kalau ndak mau ke gereja juga ndak papa."


Oh ya, Rabu Abu dalam agama Katolik sebagai penanda masa puasa yang akan berlangsung  selama 40 hari. Rabu abu juga penanda pertobatan umat  dimulai sebelum menyambut Masa Paskah itu sendiri. Rabu abu ditandai dengan pemberian abu kepada umat, mengingatkan manusia berasal  dari tanah kembali ke tanah. Selama masa Prapaskah ini, umat berusia  di atas 14 tahun sampai 60 tahun berpantang dan berpuasa. Puasa umat Katolik tidak sama dengan saudara Muslim yang mulai dari subuh sampai jam 6 sore atau Magrib. Umat  Katolik tetap boleh makan kenyang hanya satu kali  Nah berpantangnya itu yang agak susah. Pantang yang mesi dijalani mana yang paling disukai. Kalau sukanya merokok ya pantang merokok. Kalau sukanya daging ya berpantang daging.


Aku sendiri punya pantangan yang tak lazim  tahun-tahun sebelumnya. Selama 40 hari  pantang membuka facebook, makan bebek goreng (wooaaa berat nian), dan minum coffemix. Kenapa? Karena sungguh sulit mengendalikan itu.  Ya amplop awal-awal puasa aku hampir sakau ketika berpantang ketiganya. Menahan diri dari sesuatu yang  kita sukai itu berat. Tapi toh, bisa juga tuh.


Tahun ini semua hal tak terlalu dominan untukku. Sama  facebook dan gadge apapun biasa, makan daging juga sudah nyaris nggak pernah, apalagi bebek. Karenanya, aku memutuskan tidak berpantang. Sebagai penggantinya, aku berpuasa ala saudara Muslim. (Eh sebenarnya puasa ditempat kita ndak boleh diomong-omongkan lho, tapi saya nulisnya  gimana, dong?). Hari pertama ini tadi  ndak terlalu ngoyo, cukup sampai pukul 14.00...Hihi lumayan.


Kembali ke soal melubernya gereja tadi. Sungguh, aku kaget. Apa karena terlalu lama tidak ke gereja ya? Karena  datang terlambat, jelas aku tidak mendapat bangku. akibatnya, mengawali  puasa ini, kesabaranku benar-benar diuji. Sepanjang misa, selama sejam-an lebih, aku berdiri. Tapi, latihan  melatih kesadaran itu, ya di sini tempatnya. Berdiri atau duduk sudah tidak masalah lagi buatku. Aku mengikuti liturgi gereja dengan tenang. Padahal  muka  sudah berpeluh keringat dan kaki  cukup pegal menopang badan yang subur ini :). Inilah kehadiran pertamaku di gereja  yang batin ini sungguh  berbeda ketimbang  sebelum-sebelumnya. Dulu ke  gereja hanya karena kebiasaan, ke gereja ada pamrih meminta-minta sesuatu. Ngantuk-ngantuk dilakoni karena merasa ke gereja itu kewajiban, atau yang paling konyol karena kalau tak ke gereja merasa berdosa. Walah....:)


Ada sudut pandang yang berbeda ketika aku hadir di sini.  Oh ya, sepanjang  misa berlangsung dengan penuh kesadaran, aku tidak memohon-mohon sesuatu, minta ini dan itu. Cuma, di akhir misa hampir  tuntas, aku cuma berdoa, semoga  mampu menyelesaikan puasa dan pantang selama 40 hari ini sebagai ungkapan syukur karena nafas ini  belum berhenti.  Buat umat yang merayakan Rabu Abu, selamat berpuasa dan berziarah ke dalam  batin. Semoga kebenaran sejati ditemukan dalam tiap pribadi.


Yogyakarta, 22 Februari 2012

Pukul  15.13

4 komentar:

  1. met ber-puasa klu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah puasamu udah dapat pahala krn aku jadi tau hihihi

      Hapus
  2. selamat berpuasa hane.....

    BalasHapus
  3. tjapoenk.blogspot.com24 Februari 2012 pukul 07.39

    met puasa juga cepupu.

    ibu isaias @ hihihihi...hooh ki. nek kita malah batal je...gara2 nulis jadi batal deh.

    sama-sama hane...

    BalasHapus