Rabu, 11 Januari 2012

Tentang Menikah

Pertanyaan yang kerap diajukan kepada saya adalah : Kapan menikah? Kalau sudah dapat pertanyaan ini, hemmm...mata saya biasanya berputar-putar dulu, sembari tersenyum-senyum simpul. Lalu, saya pun akan menjawab dengan klise "Tahun ini." Lalu si penanya melanjutkan "Sudah punya pacar?" Mata saya kembali berputar-putar. Bibir saya agak manyun-manyun dikit. "Ehm...ada nggak ya?"

Ini pertanyaan yang gampang-gampang susah dijawab. Kalau boleh memilih, saya lebih suka orang menanyakan ini. "Sudah umur segini, kok belum punya karya? Kapan punya karya? Sudah pasti saya akan gelagapan atas pertanyaan ini. Mata saya tak akan berputar-putar, bibir ini juga tak akan sanggup mengulum senyum. Pastilah saat itu kening saya akan berkerut, dan saya terlihat lebih tua 10 tahun dari usia sebenarnya.Mata saya akan terlihat gelisah dan gusar.


Tapi ya itu tadi. Di Indonesia, menanyakan seseorang sudah menikah atau belum, sudah punya anak atau belum,tampaknya lebih penting ketimbang menanyakan "Apa sih yang kamu kerjakan sekarang? Sudahkah kamu punya karya yang kamu sumbangkan untuk dunia ini?

Menikah atau tidak menikah buat saya sama-sama pilihan yang baik. Semua pilihan tentu punya konsekwensi sendiri-sendiri. Apakah menikah juga sudah menjawab persoalan hidup yang bersangkutan? Nggak juga kan? Saya tidak akan membela diri dengan kesendirian ini. Saya justru menyaksikan mereka yang belum menikah banyak melakukan karya sosial, berderma, bahkan menjadi tulang punggung keluarga ketimbang mereka yang sudah menikah. Orang yang sudah menikah biasanya sudah direpotkan dengan urusan membiayai pendidikan, membeli rumah, mobil dll. Jadi mana sempat memikirkan orang lain? Jangankan memikirkan persoalan di luar keluarga, wong persoalan keluarga saja morat marit?

Ah...kok jadi melantur. Jadi, kapan saya menikah? Saya lebih suka menjawab dengan tersenyum simpul. Kalau pertanyaannya begini: Kenapa? Nggak laku? Saya biasanya menjawab datar. "Kamu terganggu ya saya nggak menikah. Kenapa? Hehe.

Obyek di luar tidak bisa diubah, karena itu, menyadari bahwa pikiran mereka tidak sama dengan kita, bagi saya juga sudah cukup. Ah....indah sekali dunia ini. Apa saya tampak terlihat resah karena tidak menikah, kawan?



Toga Mas Yogyakarta, 11 Januari 2012.

6 komentar:

  1. hahahhahaaa.. Bernada? Kapan bukumu kelar???

    BalasHapus
    Balasan
    1. akhir bulan. Insya Allah ;) mari saling menyemangati haneee

      Hapus
  2. Mbak, tapi tetap percaya kan suatu hari nanti ada pangeran berkuda (kuda tenanan lho ya, bukan mesin :p) menjemputmu n memberimu cinta?????semoga n itu pasti akan datang. love u Mbak.WMW

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku tahu...ini Cemi....makasih sayang melihat blog-ku. Wah kalau pangeran berkuda dari jaman masa lampau dong. hehehe. Mau dong menikah...siapa yang nggak mau menikah. kalau pun ndak juga ndak masalah kan? luv u too. punya blog-kah? katanya kamu juga menulis hayoooo

      Hapus
  3. Jadi kapan merid mBakk....??? #teteup
    :))

    BalasHapus
  4. hahaha...asem ik....blm ada yg melamar

    BalasHapus