Kamis, 19 Januari 2012

Kisah Tentang Sahabat


Kawan, kali ini saya ingin berkisah tentang persahabatan.   Suatu pagi, Sophie Ray Love,  sahabat saya di India ngobrol via BBM.  Dia melontarkan gagasan yang cukup unik. "Yuk, kita buat bikin puisi bergantian," kata dia. "Apa nggak ngalor ngidul?," tanya saya. "Lagipula saya tak cakap berpuisi," kata saya lagi. Saya jujur mengatakan ini. Puisi saya garing. Saya tak pandai beramsal. Sementara, saya tahu, dia jago berpuisi. Jelas saya ngeper berat. 

Waktu saya menjawab BBM itu, segera dia memasang gambar gundul berkepala merah di BBM itu. Artinya dia marah, meski saya tahu marah tak serius. "Membuat puisi itu bukan soal bagus atau tidak, tetapi soal bagaimana hati dan jiwa."


Ray, teman satu kos saya di Surabaya. Pershabatan kami sudah 18 tahun pada bulan September nanti.  Bahasa Inggrisnya jago, bacaan bukunya banyak. Wawasannya luas, jadi tak pernah bosan kami berbuih berbagi cerita. Nah ini dia,  kalau bikin puisi dia jago. Ada satu kawan lain yang  jago berpuisi. Namanya Zara. Zara kian pintar berpuisi kalau dia jatuh cinta dan patah hati hehehe. (kayaknya semua orang yang tak cakap berpuisi pun bakal keluar aura berpuisinya kalau kena dua hal ini ya?) Jadi mestinya dua sahabat inilah yang berkolaborasi , ketimbang dengan saya. 


Tapi karena Ray terus memaksa, maulah saya. Setelah bilang tanda setuju, Ray memaksa kedua kalinya. Saya yang harus bikin bait pertama. Sialan kamu Ray. Udah maksa, aku pula yang harus memulai. Tapi ya itu tadi, kok ya saya mau memenuhi permintaan dia, ya? 


Pas saya sudah bikin, kita nggak mulai-mulai.  Gara-garanya, begitu saya bikin satu bait. Saya bilang, "Nah tuh lanjut kamu." Rupaya  Ray berkeinginan isi BBM tu murni isi puisi kita, minus dialog. "Say...nggak usah ada embel-embelnya...pokoknya harus bersih dari kata-kata lain selain puisi." Jadi salah intruksi mewarnai puisi kolabrasi ini. Tapi oke-lah puisi ini, pun jadilah, meski hasilnya ngalor ngidul. 

(cerita ini belum berakhir-red)


Inilah puisi yang kami buat bergantian


Ini kisah tentang persahabatan
Antara ombak dan rembulan..
Antara air mata dan senyuman
Antara mengisi dan berbagi..



Dan waktu yang seperti membeku,
Laksana hutan yang meranggas
Membuatku bertanya dalam diam....
Menunggu jawab tapi kita tak  pernah memulainya


Terkadang kesenyapan melumpuhkan
Aku kembali bertanya kemanakah muara persahabatan ini, sahabatku?
Di bebatuan dimana kuukir nama kita dengan tangan telanjang....
Aku menangis sesenggukan


Menyerumu agar kembali,rengkuh aku..
Aku berlari, mengadu pada langit
Berharap satu bintang tak lupa bersinar
Berharap rembulan tak lupa menyinari hati yang tengah gering


Agar dapat kutanami lagi,sudut hampa di taman itu..
Taman yang mampu menyirami kebekuan hati kita
Setelah sekian lama,sendiri tak lagi sepi
Batin tak lagi gaduh dengan kecemasan dan kekecewaan


Dengan gulana dan nestapa
Aku membiarkan waktu berpihak pada kita, pada persahabatan kita
Dan kau.Dan Aku. Menjadi juara.




Puisi oleh Sophi Ray Love dan Bernada Rurit

10 komentar:

  1. waduh.. keyennn... ini tinggal dilagukan saja ya.. mainkan not nya.. hehehhehe

    BalasHapus
  2. Ehem ehem...
    puitis niyee.... #nutupmuka :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. tjapoenk.blogspot.com11 Februari 2012 pukul 07.35

      gotrekQ uhuk uhuk...

      Hapus
  3. nyambung gtu lhoo puisinya :).

    BalasHapus
    Balasan
    1. tjapoenk.blogspot.com11 Februari 2012 pukul 07.30

      mosok? ini upichan ya

      Hapus
  4. top dah,, tinggal dicarikan nadanya dan kunci gitare... jreng..

    BalasHapus
    Balasan
    1. tjapoenk.blogspot.com11 Februari 2012 pukul 07.33

      adi@ hahaha...tenane. lha tinggal nyanyi wae

      Hapus