Tjapoenk: Langit di atas Katedral

Rabu, 14 Desember 2011

Diposting oleh Bernada Rurit di 03.59

Bernada Rurit: "Semua akan berlalu." Sesulit apapun hidup, kita pasti akan melewatinya. Selalu ada harapan baru -new born new life- Seseorang yang menggenggam masa lalu ibarat keong yang selalu membawa rumahnya kemana-mana. Penuh beban. Jaman sudah berubah, dia tak mau berubah. Padahal hidup yang berarti ada di sini, sekarang ini.

Rumah Nyeni Ine Febriyanti (bagian II)

joglo di tengah-tengah Mengapa topik Rumah menarik hati saya? Ini setelah mengunjungi rumah sahabat saya, Ine Febriyanti. Seperti yan...
Makna Biasa-Biasa Saja

Waktu saya jadi reporter, paling sebal kalau dengar komentar orang yang saya wawancarai menjawab begini. "Biasa-biasa saja." Perta...
Suntikan 15 Titik

Sudah dua bulan ini punggung saya sakit. Sudah fisioterapi di Yogyakarta tak kunjung jua sembuh. Lantaran tak tahan dengan sakitnya, saya ...
Sayur asem

Mestinya Sabtu pagi tadi saya memasak tom yam. Tapi karena ke salon, dan penasaran dengan ratus (spa vagina) saya akhirnya "hooh"...
Para "Pencari" Keheningan (bagian 1)

Akhir tahun lalu, 24 Desember – 1 Januari 2012 saya mengikuti Meditasi Mengenal Diri bimbingan Pak Hudoyo Hupudio di Vihara Mendut. Ada se...
Rumah Pohon

Saya berkunjung lagi ke rumah sahabat saya, Ine Febriyanti. Ada yang berubah dari lingkungan rumahnya. Rumah pohon dan tenda biru berukura...
"Tulang Banyak Berbicara"

"Tulang banyak berbicara dalam dunia antropolog". Itu ha...

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.