Rabu, 13 November 2013

Bencana dan Tuhan

Filipina tengah berduka. Topan Haiyan berkecepatan  275 km/jam mengoyak tujuh propinsi dan menewaskan lebih dari 10.000 penduduk. Kota Tacloban yang berpenduduk 220.000 jiwa disebut yang paling porak poranda. Sekitar lima persen penduduknya tewas karena bencana ini.


Apakah Tuhan di balik kesengsaraan ini? Buat orang yang beriman dan percaya pada Tuhan percaya absolut bahwa ini kehendak Tuhan. Tapi mereka yang memercaya alam semesta dengan segala hubungan sebab akibatnya menganggap bahwa hukum alam bekerja. Karena itu, topan Haiyan sebuah bencana yang jelas ada karena ada hubungan sebab akibatnya.

Beberapa hari lalu, saya membaca ucapan Karlina Supelli dalam pidatonya "Kebudayaan dan Kegagapan Kita", di TIM dalam wall Facebook teman. Bu Karlina menyampaikan, "Tanggung jawab adalah jalan sepi sang pemimpin. Dia bahkan tidak dapat membuang tanggung jawab pada kekuatan adidunia dan membawa-bawa Tuhan untuk menjelaskan bencana akibat kelalaian manusia.

.... Ilmu punya batas dalam berhadapan dengan misteri hidup. Tapi, sikap mudah bersembunyi dalam pernyataan saleh dan terdengar suci bisa menjadi tanda malas berpikir."


Saya tak mau dianggap sebagai orang yang malas berpikir. Maka, bencana buat saya adalah alam semesta dan hubungan sebab akibatnya yang bekerja. 



Palmerah, 13 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar