Selasa, 07 Mei 2013

Di Kantin Pagi Tadi

Pagi tadi saya makan di kantin. Menunya soto ayam dengan sate ati dua tusuk. Tumben-tumben saya makan berat. Biasanya saya tak terlalu  peduli dengan sekitar saya. Saya banyak menggunakan  makan sebagai eating meditation. Tapi ndilalah, ini hari memang agak istimewa. Saya menganggapnya sebagai blessing in disguise.


Ada dua kelompok mbak-mbak di sebelah dan depan meja saya.


Pembicaraan 1.

A : Kamu makan apa?
B : Makan pecel aja.
A : Kok cuma pecel?
B : Kan aku Senin -Jumat nggak makan daging. Hanya akhir pekan tok makan daging.


Saya : menatap nanar soto ayam di depan saya. Pikiran mulai merespon. Udah tuwir kok masih makan perdagingan tanpa merasa bersalah sih. Mbok dicontoh mbak-mbak itu. Sudah sehat, badan kurus pula. Belum lagi usai batin ini  berdialog. Satu mbak-mbak menyusul. Badannya kurus kayak batang lidi.  Dia datang bersama piring yang  cuma berisi  sayur jamur seupil dan satu potong tempe.
Perasaan saya sih, dia terbeliak melihat menu soto ayam yang saya pilih  di pagi hari. Inilah pembicaraan mereka.


C: Diet ya. Kok makan cuma  segitu doang.
D: Biasanya malahan sayur doang. Atau buah doang.


Saya : Glek...tamparan ke dua di pagi hari.


Besok saya tes kesehatan untuk asuransi. Semoga saja saya lolos dan dinyatakan menjadi anggota asuransi. Saya baru sadar mengabaikan kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar