Jumat, 11 Mei 2012

Suntikan 15 Titik

Sudah dua bulan ini punggung saya sakit. Sudah fisioterapi di Yogyakarta tak kunjung jua sembuh. Lantaran tak tahan dengan sakitnya, saya putuskan berobat ke Surabaya. Naik  kereta Sancaka, nyeri di punggung menghebat hingga bikin sulit bernafas. Tapi saya kuat  menahan sakit. Pikir saya, lima jam perjalanan  tak terlalu lama. 

Ibu angkat saya semasa kuliah  seorang dokter spesialis rehabilitasi medik. Dokter Cicil namanya. Tapi kami punya julukan beragam. Mama Cici, maknyak, atau Drc. Entah kenapa sejak masa kuliah, saya selalu merasa tersugesti bisa sembuh jika berobat dengan beliau. Maka ketika punggung ini tak kunjung sembuh, saya nekat datang ke Surabaya. Lagipula, dengan  spesialisasinya, saya menganggap  cocok datang padanya. Drc bisa  menjadi  penyembuh buat punggung saya. 

Rumahnya di kawasan Darmo, tempat persinggahan kami anak-anak  kuliah yang menyukai organisasi kampus. Maka pulang ke Surabaya, serasa pulang ke rumah ibu kami yang kedua. Ketika saya tiba di sana, ada teman lain yang juga berobat dengan keluhan sama.  Punggungnya sakit.  Wiwi, nama teman itu, seorang dokter yang mendalami akupuntur. Ada lagi, calon dokter muda tapi dia laki-laki juga dengan keluhan yang sama punggung. 


Drc punya pasien baru, kami bertiga dengan  sakit yang sama di bagian punggung. Tiap malam dengan  bimbingan terapis, kami diajari olahraga punggung. Kalau pagi "ngontel" sepeda, disetrum, dipanasi, dan ditusuk jarum untuk akupuntur hingga  wajib renang. Dokter Wiwi-lah yang mengakupuntur punggung saya. Jadi dia pasien merangkap dokter. Terimakasih Wiwi :)

Saya merasa beruntung, ada Dokter specialis ahli syaraf yang juga tinggal di sana. Merry namanya.  Dokter muda tapi dengan ketenangan dan analisis yang akurat. Titik-titik yang nyeri dipencet dan di analisis. Kesimpulannya saya mengalami tegang otot. Bisa karena kurang olahraga,  kelelahan, dan pikiran. Hehehe. Kalau memang benar karena pikiran, tubuh saya berarti memberikan tanda-tanda baru. Pasalnya kalau  saya sedang punya banyak pikiran pasti saya terkena ini :maag akut dan sariwan, bukannya punggung. 

Obat anti nyeri dan  fisioterapi hanya sedikit mengurangi  rasa sakit di punggung. Tindakan berikut yang dilakukan Merry pada punggung saya adalah menyuntik tepat di daerah sakit. Dia menunjukkan buku pada saya asal muasal rasa nyeri dan menjalar kemana saja. Ini dia yang bikin saya hampir nyaris tak bernafas. "Harus di suntik paling tidak  20 titik," katanya sembari menunjukkan lokasi-lokasi itu. 

Perlu dua hari bagi saya menenangkan diri untuk menerima suntikan itu. Saya nyaris menerima ajakan teman baru saya, Mbak Ida untuk ke ahli pijat alternatif. "Saya selalu sembuh,"katanya. Bukan saya tidak percaya alternatif. Tapi saya lebih menyukai tindakan medis terlebih dulu. 

Setelah saya pikir-pikir, "eksekusi" menyuntik punggung saya pun dilakukan. Waktu kecil saya sering disuntik pantat saya. Sakit sih. Tapi cuma sekali suntikan. Juga kalau di infus, paling juga cuma satu jarum. Tapi disuntik 20 titik sekaligus, itu jauh dari bayangan saya. Apalagi Merry bilang suntikan akan membuat nyeri. Dengan tangan berkeringat dingin...saya pasrah ketika jarum  suntik menembus punggung  dan leher saya. Rasanya....Hihihi...Lima suntikan pertama saya masih tabah. 10 suntikan saya sudah "bengok-bengok".  Suntikan 5 titik berikutnya, dengan total 15 titik, saya sudah angkat tangan. Nggak kuat, cing. Ternyata saya masih tidak tahan sakit. Hiks. 

Punggung rasanya baal, menebal, nyeri, senut-senut, bekas tusukan juga agak perih. Hadeww..."Mestinya masih 10 suntikan lagi,"kata Dokter Merry dengan tenang. Esok pagi, ajaib sakit punggung saya  berkurang  hingga 70 persennya. Kombinasi fisioterapi, olahraga, akupuntur, dan suntikan 15 titik itu membuat saya bisa bernafas panjang tanpa terasa  sakit. Ada tiga dokter yang kompeten menangani punggung saya. Dokter ahli syaraf, dokter akupuntur, dan dokter rehabilitasi medik. Mereka memberi dengan maksimal dan cuma-cuma. Beruntungnya saya.

Sungguh bersyukur dikelilingi orang-orang yang luar biasa dalam lingkungan saya. Ketika saya menemui kesulitan selalu ada jalan. Saya sering membatin, betapa terberkatinya hidup saya. Benar...sakit tidak perlu dirutuki. Sakit adalah sakit. Tidak perlu dianalisis dan dinilai. Dari  sakit, saya menyadari beberapa hal. Yang Empunya Kehidupan ini ingin menunjukkan kepada kita bagaimana caranya bersyukur, menerima kesakitan dengan ikhlas, orang lain yang begitu berarti dengan sesama yang lainnya. Dan saya percaya, sekecil apapun peran kita di dunia ini, setiap orang membawa misi hidupnya masing-masing. Bahwa setiap hidup yang kita peroleh ini, menyadarinya dengan sepenuh-penuhnya.


Yogyakarta, 11 Mei 2012. 


Pukul 03.49


3 komentar:

  1. semoga cepat pulih

    BalasHapus
  2. BANTU PROSES DANA INSTAN KTA TANPA JAMIMAN DAN KARTU KREDIT LIMIT 10-200 JUTA, SYARAT HANYA FC KTP, SLIP GAJI MIN 3/6 JUTA, ATAU KARTU KREDIT LIMIT MIN 7 JUTA USIA 1 TAHUN, NPWP DAN COVER TABUNGAN, BUNGA KTA MULAI 0.99%-1.8% PROSES MAKSIMAL 14 HARI KERJA, MELAYANI NASABAH SELURUH INDONESIA, AMAN, TERJAMIN, UNTUK INFO HUB chairul sarto utomo tlp/sms whatshap 085600125176 BERKAS FC KTP, SLIP GAJI, NPWP, COVER TABUNGAN, KARTU KREDIT BISA DIKIRIM VIA EMAIL rooly88@gmail,com atau inbok di fb Chairul Ichsan Buana,. alamat kantor BANK ANZ GEDUNG PANDANARAN SEMARANG

    BalasHapus