reuni teman SMA |
Obrolan reuni pun berkisar soal anakmu berapa, suamimu kerja dimana? Malahan ada juga lho yang sempat-sempatnya bertanya kamu sudah punya apa saja hehehe. Nanti kalau ada yang belum menikah seperti saya (hihihi) pertanyaanya juga std. Kenapa belum menikah? Mikir apa lagi sih? Nah di belakang saya bisa jadi obrolannya jadi begini. Kasian ya dia belum menikah? Kenapa ya dia nggak laku-laku? Hahahaha. Saya tahu kok. Kok ya want to know aja.
Nah, kalau dalam kelompok itu ada yang sudah pisahan dengan suami atau istrinya, ada juga yang tanya langsung, ada yang juga bisik-bisik di belakang. Ih ...dia sudah cerai lho. Kasian ya? Yah begitulah reuni. Bahagia diomongin, sedih juga diomongin. Mungkin karena cuma dua hal itu pilihannya?
Ada pula motif reuni untuk menjajakan dagangan. Tentu karena yang bersangkutan pedagang. Jadi berharap teman-temannya bisa membeli dagangannya. Reuni akhirnya jadi ajang networking. Lu butuh apa gue sediakan deh. Selagi kedua belah pihak merasa diuntungkan oke-oke aja kan?
Tapi ada juga yang reuni berbuntut perselingkuhan. Karena saya dari SMA cewek semua, jadi temen-temen reuni homogen. Peluang untuk selingkuhan mana ada hehhee. Nah ngomong-ngomong reuni berbuntut selingkuh ini, saya dapatkan cerita ini dari seorang teman. Saking ruwetnya, perselingkuhan itu kayak benang bundet. Ruwet wet wet. Cerita persisnya seperti apa, saya bahkan tidak sanggup menceritakan. Selain tidak perlu juga malah membuka peluang orang untuk berselingkuh. Hehehe.
Pengalaman saya sendiri dari ajang reuni malah bertemu beberapa orang yang semula tidak karib menjadi karib. Yah saya ambil sisi positifnya. Tapi ada juga cerita teman saya dari ajang reuni malah membuat tak nyenyak tidur karena si A sudah punya ini sudah punya itu. Wah kalau ujung ceritanya begitu, berakhir sirik dan iri, sebaiknya berpikir ulang deh untuk reuni. Hehehehe.
Yogyakarta, 29 April 2012
Pukul 2.45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar